Saturday, January 21, 2012

Askep Gangguan Pola Tidur


Definisi Gangguan Pola Tidur :

Keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau menggangu gaya hidup yang diinginkan.

Faktor-faktor yang berhubungan :

Patofisiologi 
A. Berhubungan sering terbangun :
     1. (Kerusakan transport oksigen)
          - Angina
          - Arteriosklerosis  
          - Gangguan pernapasan
          - Gangguan sirkulasi
    2. (Kerusakan eliminasi usus dan urine)
          - Diare
          - Konstipasi
          - Retensi Urine
          - Disuria
          - Frekuensi
    3. (Kerusakan metabolisme)
          - Hipertiroidisme
          - Ulkus gastrikum
          - Gangguan hepatik

    Tindakan
    Berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi yang biasa
  1.  Bidai, traksi
  2.  Nyeri
  3.  Terapi IV
    Berhubungan dengan tidur siang hari yang berlebihan :
    (Obat-obatan) :
  1. Tranquilizer
  2. Sedatif
  3. Hipnotik
  4. Antidepresan
  5. Antihipertensif
  6. Amfetamin
  7. Kortikosteroid
  8. Soporifik
  9. Barbiturat
A.    Situasional (Personal, Lingkungan)
B.     Berhubungan dengan hiperaktivitas yang berlebihan
     - Ansietas panik
C.     Berhubungan dengan tidur siang hari yang berlebihan
D.    Berhubungan dengan ketidakadekuatan aktivitas pada siang hari.
E.     Berhubungan dengan depresi
F.      Berhubungan dengan respons ansietas
G.    Berhubungan dengan rasa tak nyaman
H.    Berhubungan dengan gangguan gaya hidup
I.       Emosional
J.       Sosial
K.    Berhubungan dengan perubahan irama sirkadian
L.     Berhubungan dengan ketakutan
M.   Maturisional
(Anak)
Berhubungan dengan ketakutan pada kegelapan
(Wanita dewasa)
Berhubungan dengan perubahan hormonal (mis; pramenopause)

Data mayor :

Kesukaran untuk tertidur dan tetap tidur

Data minor :

Keletihan waktu bangun atau sepanjang hari
Tidur sejenak atau sepanjang hari
Agitasi
Perubahan suasana hati

Kriteria hasil

Individu akan :
1. Menggambarkan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.
2. Mengidentifikasi teknik untuk menginduksi tidur.
3. melaporkan keseimbangan optimal dari istirahat dan aktivitas.

Intervensi :

1. Kurangi kebisingan.
2. Organisasi prosedur untuk memberikan jumlah terkecil gangguan selama periode tidur (mis; sewaktu individu bangun untuk pengobatan juga berikan penanganan dan pengukuran tanda vital)
3. Jika berkemih sepanjang malam mengganggu, batasi masukan cairan waktu malam dan berkemih sebelum berbaring.
4. Tetapkan bersama individu suatu jadwal untuk program aktivitas sepanjang waktu (jalan, terapi fisik)
5. Batasi jumlah dan panjang waktu tidur jika berlebihan (mis; lebih dari 1 jam)
6. Kaji bersama individu, keluarga, atau orang tua terhadap waktu tidur rutin – waktu praktik kebersihan, ritual (membaca, mainan) – dan patuhi sedekat mungkin jika memungkinkan.
7. Batasi masukan minuman yang mengandung kafein
8. Untuk anak-anak :
a. Jelaskan waktu malam pada anak (bulan, bintang)
b. Diskusikan bagaimana beberapa orang (perawat, pekerja pabrik) bekerja pada malam hari.
c. Bandingkan kebalikan bahwa jika malam datang di tempat mereka, maka akan terjadi siang hari bagi orang-orang di tempat lain.
d. Jika terjadi mimpi buruk, dorong anak untuk bicara mengenai hal ini jika mungkin. Yakinkan pada anak bahwa ini merupakan suatu mimpi meskipun kelihatannya sangat nyata. Berbagi perasaan dengan anak bahwa anda juga pernah bermimpi.
e. Berikan anak lampu malam dan/atau senter untuk digunakan, agar anak dapat mengontrol kegelapan.
f. Yakinkan anak bahwa anda akan berada didekatnya sepenjang malam.
9. Jelaskan kepada individu dan orang terdekat lainnya penyebab gangguan tidur/istirahat dan kemungkinan cara untuk menghindarinya.

Friday, January 13, 2012

Askep Anak Dengan Diare

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

  1. Identitas klien.

  2. Riwayat keperawatan.

    • Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

    • Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

  3. Riwayat kesehatan masa lalu.
    Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

  4. Riwayat psikososial keluarga.
    Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

  5. Kebutuhan dasar.
    • Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau jarang.

    • Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.

    • Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

    • Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

    • Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

  6. Pemerikasaan fisik.
    • Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

    • Pemeriksaan sistematik :

      • Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

      • Perkusi : adanya distensi abdomen.

      • Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.

      • Auskultasi : terdengarnya bising usus.

    • Pemeriksaan tinglkat tumbuh kembang.
      Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.

    • Pemeriksaan penunjang.
      Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.


Diagnosa Keperawatan

  1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

  2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

  3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

  4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

  5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan pengobatan.

  6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.


Intervensi

Diagnosa 1.
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.

Tujuan :
Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang

Intervensi
Observasi tanda-tanda vital. Observasi tanda-tanda dehidrasi. Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan). Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.


Diagnosa 2.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.

Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,muntah tidak ada.

Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi. Timbang berat badan klien. Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi). Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.


Diagnosa 3.
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.

Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada

Intervensi :
Ganti popok anak jika basah. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit. Observasi bokong dan perineum dari infeksi. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.


Diagnosa 4.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Tujuan :
Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien. Beri kompres hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.


Diagnosa 5.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,prognosis dan pengobatan.

Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil :
Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes. Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.


Diagnosa 6.
Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang menakutkan.

Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan

Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak dengan klien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga unrtuk selalu mendampingi klien.

Evaluasi
  1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
  2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.
  3. Integritas kulit kembali noprmal.
  4. Rasa nyaman terpenuhi.
  5. Pengetahuan kelurga meningkat.
  6. Cemas pada klien teratasi.

Thursday, January 5, 2012

KIAT ESEMKA MODIF PUSKESMAS KELILING, Bisakah?


Pukesmas Keliling
KIAT ESEMKA

Akhir-akhir ini bangsa kita dihebohkan dengan hadirnya berita adanya seorang walikota solo, Jokowi yang menggunakan mobil rakitan bermerk KIAT ESEMKA hasil karya anak-anak SMK di Kota Solo. Wuih luar biasa, seorang walikota memberikan suatu pelajaran bagi bangsa ini khususnya para pejabat untuk sadar dan tidak lagi bermewah-mewah dengan menggunakan mobil yang berharga wah.
Meskipun pada akhirnya sang walikota beralih kembali menggunakan kendaraan dinas yang lamanya, Toyota Camry, namun setelah prosedur penggunaan mobil di jalan raya seperti surat-surat dan uji kelayakan terbit, sang walikota berencana menggunakan mobil Kiat Esemka tersebut kembali menjadi mobil Dinasnya.

Spesifikasi KIAT ESEMKA
Merujuk kepada www.tempo.co, mobil dinas baru milik Wali Kota Surakarta Joko Widodo atau Jokowi menggunakan teknologi terkini. Mobil Kiat Esemka yang dipesan dari Sekolah Menengah Kejuruan 2 Surakarta tersebut tidak kalah canggih dengan mobil buatan pabrikan.

“Mesinnya DOHC, 16 valve, dan sudah multi point injection,” kata Dwi Budimartono, salah seorang guru pendamping dalam perakitan Kiat Esemka, kepada Tempo, Rabu, 4 Januari 2012. Mesin yang digunakan buatan siswa SMK sendiri dengan merek mesin Esemka 1.5i dengan 4 silinder segaris.

Tenaga maksimal yang dihasilkan mencapai 105 horsepower (HP) pada 5.500 rpm sehingga karakter mesin berdaya besar pada putaran tinggi. Panjang mobil Kiat Esemka 5.035 milimeter, tinggi 1.608 mm, dan lebar 1.620 mm dengan kapasitas tujuh penumpang. “Kalau kursi belakang dilipat, ada ruang bagasi 1,8 meter kubik dan lima penumpang,” lanjutnya.

Suspensi yang digunakan adalah double whisbone untuk bagian depan dan bagian belakang menggunakan pegas daun axle rigid sehingga cukup nyaman saat dikendarai di jalanan berlubang.

Mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc tersebut perbandingan bahan bakarnya adalah satu liter untuk 12 kilometer (dalam kota) dan 13,5 kilometer (luar kota). “Tangki bensinnya bisa membawa 75 liter,” katanya.

Untuk fitur, mobil Kiat Esemka sudah mengadopsi teknologi power steering, power window, dan central lock. Kemudian ada sensor parkir dan pendingin udara double blower.

Dia menyebut dari segi volume, mobil itu sekelas dengan Ford Everest atau Mitsubishi Pajero, tapi dengan mesin yang lebih kecil. “Kalau dari segi mesin, sama seperti Daihatsu Xenia atau Toyota Avanza,” jelasnya.

Dia mengatakan masih ada kendala soal tenaga mobil. Dengan kapasitas cc yang kecil, akselerasi mobil agak berat dan kurang bertenaga saat menanjak. “Ke depan, ada opsi untuk menambah kapasitas mesin,” ucapnya.

Guru pendamping lainnya dari SMK 2 Surakarta, Sriyono, mengatakan hasil kerja enam siswa SMK 2 yang merakit mobil Kiat Esemka patut dibanggakan. Meskipun masih ada kekurangan, hal itu dirasakan tidak jadi masalah besar.

“Hasilnya tidak mengecewakan. Apalagi ini pertama kalinya siswa merakit mobil setelah biasanya hanya pemeliharaan dan perawatan,” katanya.

Mobil Kiat ESEMKA, bisakah menjadi mobil Puskesmas  Keliling
Setelah gebrakan Walikota Solo menggunakan mobil dinas ESEMKA, apakah mobil tersebut bisa juga digunakan sebagai sarana mobilitas Puskesmas keliling. Bila melihat dari spesifikasi KIAT ESEMKA diatas nampaknya tinggal melakukan suatu modifikasi terhadap KIAT ESEMKA agar dapat dipergunakan sebagai mobil Puskesmas keliling. Dengan harga yang tidak terlalu mahal, negara bisa menghemat banyak dengan menggunakan ESEMKA sebagai kendaraan Puskesmas keliling.
Tentu saja, disamping mengakselerasi mobil nasional seperti yang dicita-citakan, penggunaan mobil KIAT ESEMKA dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarkat (dengan menjadikan KIAT ESEMKA) sebagai kendaraan Puskesmas Keliling tentu saja, mendorong peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.

Wednesday, January 4, 2012

Definisi Ilmu Keperawatan menurut IMOGENE KING



Pukesmas Keliling


KIAT ESEMKA
 
 
LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI-PRESTASIYANG DIRAIHNYA

Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. John’s Hospital of  Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawatkaryawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelor’s of Science in NursingEducation dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikandari Teacher’s College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar Ph.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.

Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor  ilmu keperawatan diUniversitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory : general concepts of human behavior  dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalamdepartemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.

Dari tahun 1968-1972 menjabatsebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus. Manuskrip buku pertamanya“ Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor”telah dikirimkan ke penerbit dan di publikasikan pada tahun 1971.Ia kembali ke Chicago tahun 1972 menjabat segai professor di program LoyolaUniversity.

Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatandi Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggotaThe Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan.Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya “ A Theory For  Nursing: System, Cocepts, Process”dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan diterbitkan tahun 1981.Dia adalah anggota American Nurse’s Association, the Florida Nurse’s Assosiationdan beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul “Curriculum and Instruction in Nursing”, yang di terbitkan tahun 1986.

SUMBER-SUMBER TEORITIS

King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuandari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik.dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi,dan sosial dalam keperawatan.Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan SistemTeori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting system"Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu,

1.      Individu-individu
2.      Kelompok-kelompok 
3.      Masyarakat

Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikankesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorangmenerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi denganlingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini

Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu :

1.      E. Erikson
2.      A.L Gessel
3.      Gibson
4.      L. Hall
5.      A.T. Jersild
6.              J. Piaget
7.      Orlando
8.      H. Peplau
9.      H. Selve


PENGGUNAAN BUKTI-BUKTI EMPIRIS

Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley danK.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam pengembangandefinisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di gunakan dan penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem di akui. Dalammemeriksa "communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H Beavin danD.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F Whiting, I. Orlando dan J.Bruner telah diperiksa untuk informasi "interaction" Dan"transaction".Teory pengetahuan J. Dewey, berkaitan dengan self-action,dan interaksi dalam mengetahui dandiketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga digunakan.

Dalam bukunya tahun 1981 dia menyatakan "beberapa formulasi teoritis tentanghubungan interpersonal dan proses perawatan telah di jelaskan dalam situasi-situasi perawatan. Namun sedikit studi perawatan memberikan data empiris mengenai fenomena proses perawatan yang berhubungan dengan interaksi manusia.

Suatu pendekatan sistem digunakan dalam mengembangkan teori pencapaian tujuan(theory of goal attainment). Ia mencatat bahwa selama dua dekade sistem-sistem telahdigunakan secara menyeluruh dan merespon perubahan-perubahan dan kompleksitasorganisasi-organisasi penanganan kesehatan. Dan jalan satu-satunya untuk mempelajaimanusia yang berinteraksi dengan lingkungan yaitu merancang kerangka kerjakonseptual mengenai variabel-variabel interdependent dan konsep-konsep yanginterelevant.

Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputitiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah lakukeperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang mencerminkansistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan. Masing-masingdari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar karena sebagaiindividu, manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan individu lain danlingkungan. Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal,atau kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksiakhir berisi kelompok dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakatdan di sebut sebagai sistem sosial.

KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI

Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1.      Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungandan orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbalyang di arahkan untuk mencapai tujuan.
2.    Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
3.      Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung.
4.      Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaiantujuan
5.      Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki posisi dalam system sosial, peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dankewajiban-kewajiban.
6.      Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7.      Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diriindividu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8.      Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9.      Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktumerupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiapmanusia.

ASUMSI-ASUMSI UTAMA

Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan padaasumsi-asumsi umum yang memfokuskan perawatan interaksi manusia denganlingkungan untuk membawa kebagian kesehatan bagi individu yang dapat berfungsidalam peran sosial.

Perawatan (Nursing), Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasiyang ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan”menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfunsidalam peran-peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonalaksi, reaksi, interaksi dan transaksi.

King menurunkan tujuh hipotesis teori pencapaian tujuan:
1.      Perceptual accuracy antara interaksi perawat-pasien meningkatkan mutual goalsetting.
2.      Komunikasi meningkatkan mutual goal setting antara perawat dan pasienmembawa pada kepuasan.
3.    Kepuasan perawat dan pasien karena meningkatnya peraihan tujuan.
4.    Pencapaian tujuan mengurangi stres dan kecemasan dalam situasi keperawatan.
5.      Pencapaian tujuan meningkatkan belajar pasien dan kemampuan meniru situasikeperawatan.
6.      Konflik peran di alami oleh pasien, perawat, atau keduanya, menurunkantransaksi interaksi perawat pasien.
7.      Kesamaan kepuasaan perand an performa peran meningkatkan transaksi dalaminteraksi perawat pasien.

BENTUK LOGIKA

King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris  bulan Desember 1978,yang mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dandeduksi.
-Pribadi (Person)
Asumsi spesifik berhubungan dengan orang :
~ individu-individu makhluk sosial
~ individu-individu makhluk ber’sense’
~ individu-individu makhluk rasional
~ individu-individu makhluk perasa
~ individu-individu makhluk pengontrol
~ individu-individu makhluk bertujuan tertentu
~ individu-individu makhluk berorientasi tindakan
~ individu-individu makhluk berorientasi waktu

King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,hak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya,kesehatan mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak  perawatan kesehatan
 
- Kesehatan (Health) 
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan.Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalamlingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusiauntuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian. Kesehatan merupakan fungsi bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan interaksi-interaksi lain.

- Lingkungan (Environment)
King menyatakan ”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi denganlingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat”.Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu denganmasyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuattransaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan.

PENEGASAN-PENEGASAN TEORITIS
Proposisi-proposisi berikut menggambarkan hubungan antara konsep-konsepKing.
1.      jika perseptual accuracy (PA) ada dalam interaksi (I) perawat-klien. Transaksi (T)akan terjadi. PA(I)......’.....>T
2.      jika perawat klien bertransaksi (T), maka tujuan akan tercapaian (GA).T......’......>GA.
3.    jika tujuan-tujuan tercapai (GA) kepuasan (S) akan terjadi. GA.....’.....>S
4.      jika tujuan-tujuan tercapai (GA) ekektif perawat perawat (NC) akan terjadi.GA....’....>NC.
5.      jika transaksi-transaksi (T) dibuat dalam interaksi (I) perawat klien, pertumbuhandan pengambangan (GD) akan baik. (I)T.....’.....>GD.
6.      jika harapan-harapan peran dan perfoma (RNC) peran dirasakan oleh perawat danklien sama, transaksi (T) akan terjadi. RNC.....’......>T.
7.      jika konflik peran (RC) di pengalami oleh perawat dan klien atau keduanya, stres(ST) dalam interaksi perawat dan klien (I) akan terjadi. RC(I)...........>ST.
8.      jika perawat-perawat dengan pengetahuan dan skill khusus berkomunikasi (CM)secara tepat pada klien, mutual goal setting (T) dan pencapaian tujuan (GA) akanterjadi. (mutual goal setting merupakan tahap transaksi dan juga telahdidiagramkan sebagai transaksi.....CM......’......>T......’.......>GA.

Ia meyakini bahwa manusia merupakan sistem terbuka, namun perpindahanenergi terjadi dalam dan ekternal organisme, dan ini membawa kepada respon perilaku. Empat perilaku ini merupakan konsep sistem, hubungan interpersonal, persepsi dan kesehatan.

Perawat-perawat berinteraksi secara bertujuan dengan klien untuk mendirikantujuan dan untuk menggali dan menyetujui alat-alat peraih tujuan. Mutual goal settingmerupakan dasar bagi penilaian perawat terhadap kepedulian, masalah, dan gangguankesehatan, persepsi atas masalah dan bagi informasi untuk maju ke depan meraihtujuan pasien.

Ada kemajuan logis dalam pengembangan teori dari tahun 1971-1981. teorinya pengorganisasian elemen dalam proses interaksi perawat-klien yang membuahkanhasil yaitu pencapaian tujuan.

King menjelaskan dalam buku pertamanya ”penemuan pengetahuan harusmenyebar secara terus menerus kepada praktisi dengan berbagai jalan yang merekamampu menggunakan dalam praktek mereka, data deskriptif, mengumpulkan secarasistematis isyarat-isyarat untuk menjabarkan hipotesa bagi penelitian perilakumanusia dalam situasi keperawatan”. Teori ini harus melayani standar praktis yang berhubungan dengan interaksi perawat-pasien dan dalam sense teori normatif 
 
PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN

 - Praktek 
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakansatu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori”Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatanatau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan”. Pada saat data empiris dapatteridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapatdiaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.

Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek  perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saatmenyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORNmerupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.

- Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi designkurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat, pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagaidisiplin ilmu.

- Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, di perawatan ambulatri, diperawatan rumah. Sistem informasi ini dapat dibuat untuk semua populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalammerekam sistem perawatan kesehatan.


PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Ia menyatakan ”banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.

TINJAUAN KRITIS
- Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelaskarena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikancontoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor.King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secarakonseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakancontoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlahdefinisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinyadari pembuat stres dan mereka berbeda.

- Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayiyang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik.King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkankepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.
 
- Kesesuaian Empiris
King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawakepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakandalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris masih dalamtahap-tahap awal,dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konseptersebut

- Konsekuensi-konsekuensi yang bisa diambil
Agar suatu teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersebut harus fokusminimalnya terhadap satu aspek proses perawatan. Teori king memfokuskan kepadafase-fase perencanaan dan implementasi dalam proses perawatan. Perawat dan pasien(dyad interact) saling memikirkan pencapaian tujuan, meneliti sarana-sarana untuk mencapai tujuan bertransaksi dan meraih tujuan

Source : http://www.scribd.com/doc/15418256/Definisi-Keperawatan-Menurut-Imogene-King