Tuesday, November 20, 2012

ANATOMI FISIOLOGI SYSTEM ENDOKRIN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang




Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.
1.2              Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?
2.      Apa fungsi Sistem Endokrin ?
3.      Bagaimana Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ?
4.      Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?
5.      Bagaimana pengendalian hormon secara umum?
6.      Apa saja Klasifikasi hormon?
7.      Apakah fngsi hormon utama Sistem Endokrin?
8.      Bagaiman patofisiologi hormon secara umum?
1.3              Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul “natomi & Fisiologi Sistem Endokrin” ini adalah Berdasarkan metode literature (pustaka) dan
mengintisarikan buku-buku  pustaka dan informasi didapat dari jaringan internet.
1.4              Tujuan Penulis
            Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :
1.4.1        Tujuan umum
            Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system endokrin
1.4.2    Tujuan khusus
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah
1.      Mahasiswa mampu memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
            Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormon yakni:
Kelenjar
Hormon
Zat lain yang dihasilkan
Pankreas
Insulin, glukagon
Enzim pencernaan
Testis
Testosteron
Sel sperma
Ovarium
Estrogen, progesteron
Sel telur / ovum
Anatomi Sistem Endokrin
2.2     Fungsi Sistem Endokrin :
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1.      Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2.      Menstimulasi urutan perkembangan
3.      Mengkoordinasi sistem reproduktif
4.      Memelihara lingkungan internal optimal
5.      Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
2.3     Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
1.        Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)
2.        Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
2.4         Karakteristik Sistem Endokrin :
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1.        sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2.        Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3.        Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.  Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
2.5       Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar
Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
2.6     Klasifikasi hormon :
1.    Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2.    Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3.    Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4.    Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.\
2.7       Hormon Utama
Hormon
Yang menghasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar adrenal
Membantu keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin)
Kelenjar Hipofisa
1.    Menyebabkan ginjal menahan air
2.    Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikosteroid
Kelenjar adrenal memiliki efek yang luas diseluruh tubuh
1.    Anti peradangan
2.    Mempertahankan kadar gula darah,tekanan darah & kekuatan otot
3.    Membantu mengendalikan tekanan darah
Kartikotropin
Kelenjar Hipofisa
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin
Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen
Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon
Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar Hipofisa
1.    Mengendalian pertumbuhan & perkembangan
2.    Meningkatkan pembentukan protein
Insulin
Pankreas
1.     Menurunkan kadar gula darah
2.     Mempengaruhi metabolisme glukosa,protein & lemak di seluruh tubuh
LH (Luteinizing Hormone)
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa
1.    Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & smentum,pematangan sel telur,siklus menstruasi)
2.    Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara & bahkan mungkin sifat kepribadian
Oksitosin
Kelenjar Hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid
Kelenjar Paratiroid
1.    Mengendalikan pembentukan tulang
2.    Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat progesteron indung telur
3.    Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
4.    Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar Hipofisa
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin
Ginjal
Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid
Kelenjar Tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Hormone)
Kelenjar Hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan kelenjar tiroid
Aktivasi Sel-Sel Target :
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akanmengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (misalnya enzim, steroid). Substansi inimempengaruhi reaksi dan proses selular.
2.8       Patofisiologi hormon secara umum :
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik. Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri (autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ lain melalui darah (endokrin).
Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.
Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target .
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum.


Sumber : http://nsyadi.blogspot.com/2011/12/anatomi-fisiologi-sistem-endokrin.html

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


ANATOMI DAN FISIOLOGI
 
Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu, Ana: Bagian, memisahkan. Tomi (tomie): Iris, potong.
            Fisiologi berasal dari kata fisis (Physis): Alam atau cara kerja. Logos(logi): ilmu pengetahuan.
Dari kata tersebut dapat disimpulkan pengertian Anatomi dan Fisiologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
SISTEM PENCERNAAN




Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN
1)      Oris (rongga mulut)
2)      Faring (tekak/tenggorokan)
3)      Esofagus (kerongkongan)
4)      Gaster  (lambung)
5)      Intestinum minor
a.      Duodenum (usus 12 jari)
b.      Yeyenum
c.       Ileum
6)       Intestinum Mayor
a.       Seikum
b.      Kolon asendens
c.        Kolon transversum
d.      Kolon desendens
e.      Kolon sigmoid
7)      Rektum
8)      Anus.
Alat-alat Penghasil Getah Cerna
  1. Kelenjar Ludah:
            a) Kelenjar (glandula) parotis
            b) Kelenjar submaksilaris
            c) Kelenjar sublingualis
  1. Hati
  2. Pankreas
  3. Kandung empedu
STRUKTUR PENCERNAAN
  1. Rongga Mulut
            Mulut adalah permulaan saluran pencernaan.
            Fungsi rongga mulut:
            1. Mengerjakan pencernaan pertama dengan  jalan mengunyah
            2. Untuk berbicara
            3. Bila perlu, digunakan untuk bernafas.
a.      Pipi dan bibir
Mengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara, disebelah luar pipi dan bibir diselimuti oleh kulit dan disebelah dalam diselimuti oleh selaput lendir (mukosa).
b.      Gigi
Terdapat 2 kelompok yaitu gigi sementara atau gigi susu  mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan dan lengkap pada umur 2 ½  tahun jumlahnya 20 buah dan gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah.
Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat dan gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong
Bagian lidah yang berperan dalam mengecap rasa makanan adalah papilla. Papilla ini merupakan bentukan dari saraf-saraf sensorik (penerima rangsang).
c.       Lidah
Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
d. Untuk berbicara
e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
f.    Untuk merasakan dingin dan panas.
d.       Kelenjar ludah
1.      Kelenjar parotis, terletak disebelah bawah dengan daun telinga diantara otot pengunyah dengan kulit pipi. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stesen kedalam rongga mulut melalui satu lubang dihadapannya gigi molar kedua atas. Saliva yang disekresikan sebanyak 25-35 %.
2.      Kelenjar Sublinguinalis, terletak dibawah lidah salurannya menuju lantai rongga mulut. Saliva yang disekresikan sebanyak 3-5 %
3.      Kelenjar Submandibularis, terletak lebih belakang dan kesamping dari kelenjar sublinguinalis. Saluran menuju kelantai rongga mulut belakang gigi seri pertama. Saliva yang disekresikan sebanyak 60-70 %
Ada 2 jenis pencernaan didalam rongga mulut:
         Pencernaan mekanik,
         Pencernaan kimiawi
B.      Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
C.       Esofagus
Esophagus adalah yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya dibelakang trakea yg berukuran panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm.
Fungsi dari esofagus adalah menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung dan tiap2 ujung esofagus dilindungi oleh suatu spinter yang berperan sebagai barier terhadap refleks isi lambung kedalam esophagus
D.     Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar yang letaknya di rongga perut atas sebelah kiri.
            Fungsi dari lambung:
1.      Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2.      Getah cerna lambung yang dihasilkan :
-          Pepsi, fungsinya memecah putih telur      menjadi asam amino (albumin dan peptone)
-          Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan            makanan dan membuat suasana asam              pada    pepsinogen menjadi pepsin.
-          Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan dari karsinogen (karsinogen dan protein susu)
-          Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang marangsang sekresi getah lambung.
Fungsi asam lambung sebagai pembunuh kuman atau racun yang masuk bersama makanan serta untuk mengasamkan makanan agar mudah dicerna.
E.      Intestinum minor
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Usus halus terdiri dari tiga bagian
         Usus dua belas jari (duodenum),
         Usus kosong (jejunum), dan
         Usus penyerapan (ileum)
Duodenum (20 cm)
Nama duodenum berasal dari bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke (jejunum).
       Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Jejenum (2,5 m)
Berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong". Menempati 2/5 sebelah atas dari usus halus. Terjadi pencernaan secara kimiawi.
Ileum (3,6 m)
 Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan menempati 3/5 bagian akhir usus halus.
Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan.
F.       INTESTINUM MAYOR
Banyak bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
                  Bakteri ini juga penting untuk fungsi normal dari usus.
Fungsi usus besar, terdiri dari :
      1. Menyerap air dari makanan
      2. Tempat tinggal bakteri E.Coli
      3. Tempat feses
Usus besar terdiri dari :
         Seikum
         Kolon asendens
         Kolon transversum
         Kolon desendens
         Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
SEKUM
Sekum (bahasa latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Di bawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya ± 6 cm
G.     Kolon Asendens
-          Panjang 13 cm
-          terletak di abdomen bawah sebelah kanan membujur ke atas.
H.     Kolon Transversum
-          Panjangnya ±38 cm
-          Membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
I.        Kolon desendens
         Panjangnya ±25 cm
         Terletak di abdomen bawah bagian kiri membujur dari atas ke bawah.
J.        Kolon Sigmoid
         Lanjutan dari kolon desendens terletak miring
         Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri
         Bentuknya menyerupai huruf S
         Ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
K.      REKTUM
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses
L.       ANUS
         Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
M.   HEPAR
         Organ terbesar di dalam tubuh
         Warna coklat kemerahan, beratnya ±1 ½ kg
         Berperan penting dalam metabolisme
         Penetralan obat
N.     KANDUNG EMPEDU
         Organ berbentuk buah pir
         Letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati
         Warna hijau gelap
         Berfungsi dalam pencernaan dan penyerapan lemak
O.     PANKREAS
         Terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan dengan duodenum.
         Fungsi utama pankreas:
      1. menghasilkan enzim pencernaan
      2. menghasilkan hormon